Mari Berziara Di Makam Raja Pontianak

[eko]

   

Mendung tampak begitu menggelayut di langit Pontianak ketika mobil sewaan kami memasuki Kompleks Makam Batulayang, sekitar 7 km dari pusat kota. Angin yang cukup kencang seakan menyambut kedatangan kami. Menerbangkan debu-debu halus yang mengganggu jarak pandang. Buru-buru saya melangkahkan kaki ke dalam pendopo pemakaman yang berada persis di sebelah Utara Sungai Kapuas.

Kompleks Makam Batulayang bukanlah kompleks pemakaman biasa. Di sinilah tempat peristirahatan terakhir para raja-raja Kesultanan Kadriyah pendiri kota Pontianak. Kompleks pemakaman ini adalah salah satu tempat ziarah yang tak pernah sepi. Selalu ada peziarah yang datang dan memanjatkan doa di sini.

   

Mungkin ini adalah kompleks pemakaman Kerajaan termegah yang pernah saya datangi. Beberapa makam tingginya melebihi tinggi badan lelaki dewasa. Nisan dan makam penuh ukiran kayu yang membunyikan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Begitu megah, ditambah dominasi warna kuning sebagai perlambang kerajaan Melayu yang sangat tampak mencolok.

   

Ditempat ini dimakamkan 7 orang Sultan yang pernah memerintah di Kesultanan Pontianak, yaitu Sultan Syarif Abdurrahman Al Kadri, Sultan Sayid Kasim Al Kadri, Sultan Syarif Oesman Al Kadri, Sultan Syarif Hamid I, Sultan Syarif Yusuf Al Kadri, Sultan Syarif Muhammad Al Kadri dan Sultan Syarif Hamid II.

   

Makam utama yang ramai dikunjungi tentu saja makam sultan pertama Kesultanan Kadriyah yaitu Sultan Syarif Abdurrahman Al Kadri. Beliau dimakamkan di sebuah bangunan bertembok yang berukuran kecil di tengah kompleks pemakaman. Konon, bangunan inilah sebenarnya cikal bakal berdirinya kompleks pemakaman Batulayang tersebut. Terlihat para peziarah sedang khusyu berdoa di dalamnya menghadap makam sang Sultan. Beberapa wanita berkerudung tampak duduk menunggu di luar, sembari sedikit banyak mengharapkan 'kecipratan' rezeki dari sang peziarah.